Minggu, 28 Juli 2013

PURA GOA GIRI PUTRI

KEHIDUPAN umat Hindu di Bali, tak bisa dipisahkan dari kegiatan ritual keagamaan. Setiap hari, ritual upacara selalu digelar, mulai dari tingkatan terkecil (rumah) hingga lebih besar di pura. Tentunya dengan harapan mendapat kemakmuran dan kesejahteraan.
Dengan srada dan bhakti yang benar-benar tulus, suci, nirmala, umat berharap dapat mewujudkan tujuan hidup Moksartam Jagatdhita Ya Ca Iti Dharma. Di Bali, salah satu pura yang sering dijadikan tempat matirthayatra adalah Pura Goa Giri Putri di Nusa Penida. Tepat, bila umat tangkil ke pura ini memohon anugerah kesejahteraan lahir batin, agar murah rezeki, dipermudah jalan menuju kesuksesan dalam berusaha, kedamaian hidup, keselarasan dan keharmonisan rumah tangga.
Nama pura ini berawal dari lokasinya di sebuah goa. Tampat/lubang yang ada di dalam tanah baik di perbukitan atau gunung yang memiliki rongga dengan lebar dan panjang tertentu. Giri Putri, merupakan nama yang diberikan untuk sebuah goa di Dusun Karangsari, Suana, Nusa Penida. Giri artinya bukit/pegunungan. Putri artinya perempuan cantik. Dalam konsep ajaran Hindu, putri yang dimaksud adalah sebuah simbolis bagi kekuatan/kesaktian Tuhan yang memiliki sifat keibuan (kewanitaan). Jadi, Goa Giri Putri dimaksudkan tempat bersemayamnya kekuatan/kesaktian Tuhan dalam manifestasinya berupa seorang perempuan/wanita cantik yang disebut Hyang Giri Putri yang tiada lain adalah salah satu saktinya dan kekuatan Tuhan dalam wujudnya sebagai Siwa.
Goa Giri Putri berada di ketinggian 150 meter di atas permukaan air laut. Memiliki panjang sekitar 310 meter dan terdapat 6 tempat bersembahyang atau pelinggih.
Sebelum tahun 1990, Goa Giri Putri hanyalah sebuah goa yang dijadikan objek wisata lokal, terutama saat gari raya Galungan dan Kuningan. Di samping air yang ada di Taman Goa dijadikan tirtha khususnya oleh masyarakat Karangsari tiap ada upacara Panca Yadnya.
Sebagai bentuk pelestarian dan menjaga keberadaan Goa Giri Putri sebagai tempat persembahyangan sekaligus objek wisata spiritual dan budaya, muncullah ide membangun pelinggih-pelinggih sebagai tempat pemujaan kepada para Dewa yang bersemayam di Pura Goa Giri Putri. Ada enam pelinggih dan kekuatan Tuhan yang bersemayam di Pura Goa Giri Putri. Di antaranya pelinggih Hyang Tri Purusa, Hyang Wasuki, Hyang Giripati, Hyang Giri Putri, Payogan dan Hyang Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam Im.
Bukan hanya saat piodalan yang berlangsung pada purnamaning kalima, Pura Goa Giri Putri selalu padat dikunjungi pemedek setiap harinya. Apalagi, Pura Goa Giri Putri masuk dalam daftar deretan pura yang dijadikan objek wisata spiritual di Nusa Penida.
Bukan hanya umat Hindu yang tangkil, pejabat tinggi nasional juga kerap bersembahyang di Pura Goa Giri Putri, terutama saat ada kegiatan di Kecamatan Nusa Penida. Jika tangkil ke Pura Goa Giri Putri, saat turun di pelataran parkir kemudian menyeberang jalan, pemedek langsung berhadapan dengan jalan berundak-undak yang berjumlah 110 undak. Sampai di atas, bertemu pelingih pertama Hyang Tri Purusa, berupa sebuah padmasana yang berada persis di depan mulut goa.
Bendesa Pakraman Karangsari, I Nyoman Dunia, S.Pd. dan Pemangku Pura Goa Giri Putri, Ketut Darma, MBA menuturkan, sesuai petunjuk niskala yang sering diterima para supranatural, yang melinggih di pura ini kekuatan Ida Sang Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Hyang Tri Purusa (ajaran Siwa Sidantha) yang terdiri dari Paramasiwa, Sadasiwa dan Siwatma.
Paramasiwa berarti Nirguna-Brahman yakni Tuhan dalam keadaan suci murni tanpa terkena pengaruh maya. Kekal abadi, tidak berubah, tidak dilahirkan dan tidak mati, wyapi wyapaka nirwikara. Sadasiwa yakni saguna-brahman, Tuhan dalam keadaan saguna (Mahakuasa), bersifat gaib, suci dan mulia. Sedangkan siwatma yakni Tuhan dalam pengaruh maya yang menjadi sumber hidup atau jiwatma bagi segala makhluk. Jadi, kekuatan Tuhan yang dipuja di pelinggih pertama itu yakni Hyang Tri Purusa. Dimana, tempat memohon anugerah perlindungan dari segala pengaruh negatif, kebahagiaan lahir batin dan memohon tuntunan dalam menjalankan tugas hidup.
Setelah bersembahyang di Tri Purusa, pemedek selanjutnya memasuki areal Goa Giri Putri. Kesan pertama bagi siapa pun yang baru pertama kali tangkil ke pura ini, pasti akan merasa takut, waswas dan berpikir tidak mungkin bisa masuk. Karena, ketika melihat mulut goa yang berukuran kecil. Ini sebuah keajaiban kekuatan Tuhan. Goa ini hanya bisa dilalui satu orang saja. Selebihnya, pemedek akan tercengang dengan keajaiban yang ada dan pasti tidak menyangka bahwa rongga goa sangat lebar dan tinggi, diperkirakan bisa menampung hingga 5.000 pemedek.
Begitu melewati terowongan, pemedek kembali menemukan pelinggih Hyang Wasuki yang berupa Sapta Petala. Hyang Wasuki merupakan salah satu manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan sifat penolong, penyelamat dan pemberkah kemakmuran. Karena Hyang Wasuki diwujudkan dalam bentuk naga bersisik emas berkilauan penuh pernak-pernik mutiara dan mahkota hingga ke ekornya. Hyang Wasuki juga senantiasa menjaga keseimbangan alam bawah (pertiwi) demi keselamatan dan kesejahteraan umat manusia beserta mahkluk lainnya. Makanya, umat Hindu yang tangkil di pelinggih ini selalu memohon keselamatan, kedamaian dan ketentraman umat
pada umumnya dan khususnya keluarga, ujar Mangku Ketut Darma.
Usai sembahyangan di Hyang Wasuki, pemedek melanjutkan persembahyangan di pelinggih ketiga berupa padmasana.
Pelinggih ini merupakan tempat berstananya Hyang Giripati/Siwa, penyineban Ida Bhatara dan tempat pelukatan. Di pelinggih ini, sebelum pemedek melakukan persembahyangan, wajib melakukan pelukatan Dasa Mala terlebih dahulu dengan memohon tirtha pelukatan kepada Ida Hyang Giri Putri, Dewi Gangga dan Hyang Giri Pati agar segala papa klesa, sarwa roga yang bersifat asuri sampat, baik sekala maupun niskala bisa diruwat, dilebur dan dimusnahkan. ''Setelah prosesi pelukatan selesai, baru melakukan persembahyangan di pelinggih Giripati guna memohon pasupati pelukatan sehingga secara lahir batin kita terlepas dari hal-hal negatif,'' kata Bendesa Nyoman Dunia.
Persembahyangan berikutnya, adalah di pelinggih keempat yakni tempat berstananya Hyang Giri Putri. Sebelum menaiki tangga, pemedek terlebih dahulu menjumpai sebuah pelinggih berupa pengrurah linggih Ida Ratu Tangkeb Langit sebagai penjaga Ida Hyang Giri Putri. Saat pemedek berada di areal luhur Giri Putri, akan dijumpai pelinggih Hyang Giri Putri yang berdampingan dengan pelinggih pengaruman sebagai tempat menstanakan simbol-simbol dewa-dewi berupa arca dan rambut sedana. Yang paling unik dari pelinggih ini, yakni keberadaannya di tengah-tengah atas dinding goa. ''Agar bisa tangkil dan bersembahyang di pelinggih ini, harus menaiki tangga dulu (kini sudah terbuat dari pelat mobil),'' ujar pemangku Ketut Darma.
Di pelinggih ini, pemedek memohon anugerah untuk mewujudkan harapan-harapan hidup, penyembuhan penyakit melalui percikan tirtha. Sebelumya didahului dengan memohon izin dari Hyang Giri Putri, Hyang Tri Purusa, Hyang Giri Pati, Hyang Wasuki, Hyang Maha Dewa, Hyang Sri Sedana dan Dewi Kwam Im.
Ada juga pelinggih Payogan. Pelinggih ini berupa padmasana, sebenarnya dalam satu ruangan dengan Giri Putri. Jaraknya sekitar 7 meter. Sesuai namanya merupakan, pelinggih ini merupakan tempat peraduan Hyang Giri Putri-Hyang Giri Pati. Tempat khusus melakukan tapa, yoga dan semadi. Orang bijak sering menyebut sebagai tempat Ida Ratu Niyang-Ratu Kakiang. Ada juga yang menyebut Linggih Ida Hyang siwa dalam wujud Tri Purusa.
Terakhir, pelinggih Hyang Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam im. Pelinggih ini berada diujung tenggara. Dimana pemedek bisa melihat dengan jelas pancaran sinar matahari yang seolah-olah memberi obor suci dari kilauan cahaya Sang Hyang Surya. Di area ini ada dua padmasana tempat berstananya Hyang Siwa Amerta/Mahadewa dan Gedongsari linggih Ida Hyang Sri Sedana/Ratu Syahbandar, Ratu Ayu Mas Melanting serta dua patung Kwam Im. Semuanya merupakan dewa pemurah, pengasih dan penyayang serta kemakmuran.
Secara umum, ditempat ini merupakan perpaduan konsep Siwa-Buda serta tempat bagi pemedek memohon anugrah kesejahteraan lahir bathin, agar murah rejeki, dipermudah jalan menuju kesuksesan dalam berusaha, kedamaian hidup, keselarasan dan keharmonisan rumah tangga serta memohon anugerah. (bal)

PURA DALEM PED

Di sebuah desa, persisnya di Desa Ped, Sampalan, Nusa Penida, ada sebuah pura yang sangat terkenal di seluruh pelosok Bali. Pura Penataran Agung Ped nama tempat suci itu. Berada sekitar 50 meter sebelah selatan bibir pantai lautan Selat Nusa. Karena pengaruhnya yang sangat luas yakni seluruh pelosok Bali, Pura Penataran Agung Ped disepakati sebagai Pura Kahyangan Jagat. Pura ini selalu dipadati pemedek untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, kerahayuan, dan ketenangan. Hingga saat ini, pura ini sangat terkenal sebagai salah satu objek wisata spiritual yang paling diminati.
Pada awalnya, informasi tentang keberadaan Pura Pentaran Agung Ped sangat simpang-siur. Sumber-sumber informasi tentang sejarah pura itu sangat minim, sehingga menimbulkan perdebatan yang lama. Kelompok (Puri Klungkung, Puri Gelgel dan Mangku Rumodja -- Mangku Lingsir) menyebutkan pura itu bernama Pura Pentaran Ped. Yang lainnya, khususnya para balian di Bali, menyebut Pura Dalem Ped.
Seorang penekun spiritual dan penulis buku asal Desa Satra, Klungkung, Dewa Ketut Soma dalam tulisannya tentang Selayang Pandang Pura Ped beranggapan bahwa kedua sebutan dari dua versi yang berbeda itu benar adanya. Menurutnya, yang dimaksudkan adalah Pura Dalem Penataran Ped. Hanya, satu pihak menonjolkan penatarannya. Satu pihak lainnya lebih menonjolkan dalemnya.
Selain itu, beberapa petunjuk yang menyebutkan pura itu pada awalnya bernama Pura Dalem. Dalam buku Sejarah Nusa dan Sejarah Pura Dalem Ped yang ditulis Drs. Wayan Putera Prata menyebutkan Pura Dalem Ped awalnya bernama Pura Dalem Nusa. Penggantian nama itu dilakukan tokoh Puri Klungkung pada zaman I Dewa Agung. Penggantian nama itu setelah Ida Pedanda Abiansemal bersama pepatih dan pengikutnya secara beriringan (mapeed) datang ke Nusa dengan maksud menyaksikan langsung kebenaran informasi atas keberadaan tiga tapel yang sakti di Pura Dalem Nusa.
Saking saktinya, tapel-tapel itu bahkan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang diderita manusia maupun tumbuh-tumbuhan. Sebelumnya, Ida Pedanda Abiansemal juga sempat kehilangan tiga buah tapel. Ternyata, begitu menyaksikan tiga tapel yang ada di Pura Dalem Nusa itu adalah tiga tapel yang sempat menghilang dari kediamannya. Namun, Ida Pedanda tidak mengambil kembali tapel-tapel itu dengan catatan warga Nusa menjaga dengan baik dan secara terus-menerus melakukan upacara-upacara sebagaimana mestinya.
Kesaktian tiga tapel itu bukan saja masuk ke telinga Ida Pedanda, tetapi ke seluruh pelosok Bali. Termasuk, warga Subak Sampalan yang saat itu menghadapi serangan hama tanaman seperti tikus, walang sangit dan lainnya. Ketika mendengar kesaktian tiga tapel itu, seorang klian subak diutus untuk menyaksikan tapel tersebut di Pura Dalem Nusa.
Sesampainya di sana, klian subak memohon anugerah agar Subak Sampalan terhindar dari berbagai penyakit yang menyerang tanaman mereka. Permohonan itu terkabul. Tak lama berselang, penyakit tanaman itu pergi jauh dari Subak Sampalan. Hingga akhirnya warga subak bisa menikmati hasil tanaman seperti padi, palawija dan lainnya.
Sesuai kaulnya, warga kemudian menggelar upacara mapeed. Langkah itu diikuti subak-subak lain di sekitar Sampalan. Kabar tentang pelaksanaan upacara mapeed itu terdengar hingga seluruh pelosok Nusa. Sejak saat itulah I Dewa Agung Klungkung mengganti nama Pura Dalem Nusa dengan Pura Dalem Peed (Ped).
Meski demikian, hal itu seolah-olah terbantahkan. Karena seorang tokoh masyarakat Desa Ped, Wayan Sukasta, secara tegas menyatakan bahwa nama sebenarnya dari pura tersebut adalah Pura Penataran Agung Ped. Terbukti dari kepercayaan warga-warga sekitar saat ini. Walaupun ada yang menyebutkan pura itu dengan sebutan Pura Dalem, yang dimaksud bukanlah Pura Dalem yang merupakan bagian dari Tri Kahyangan (Puseh, Dalem dan Bale Agung). Melainkan Dalem untuk sebutan Raja yang berkuasa di Nusa Penida pada zaman itu. Dalem atau Raja dimaksud adalah penguasa sakti Ratu Gede Nusa atau Ratu Gede Mecaling, katanya.
Ada lima lokasi pura yang bersatu pada areal Pura Penataran Agung Ped. Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna, terletak pada bagian paling utara dekat dengan bibir pantai lautan Selat Nusa. Beberapa meter mengarah ke selatan ada Pura Taman dengan kolam mengitari pelinggih yang ada di dalamnya. Pura ini berfungsi sebagai tempat penyucian.
Mengarah ke baratnya lagi, ada Pura utama yakni Penataran Ratu Gede Mecaling sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya. Di sebelah timurnya ada lagi pelebaan Ratu Mas. Terakhir di jaba tengah ada Bale Agung yang merupakan linggih Batara-batara pada waktu ngusaba.
Masing-masing pura dilengkapi pelinggih, bale perantenan dan bangunan-bangunan lain sesuai fungsi pura masing-masing. Selain itu, di posisi jaba ada sebuah wantilan yang sudah berbentuk bangunan balai banjar model daerah Badung yang biasa dipergunakan untuk pertunjukan kesenian.
Seluruh bangunan yang ada di Pura Penataran Agung Ped sudah mengalami perbaikan atau pemugaran. Kecuali benda-benda yang dikeramatkan. Contohnya, dua arca yakni Arca Ratu Gede Mecaling yang ada di Pura Ratu Gede dan Arca Ratu Mas yang ada di Pelebaan Ratu Mas. Kedua arca itu tidak ada yang berani menyentuhnya. Begitu juga bangunan-bangunan keramat lainnya. Kalaupun ada upaya untuk memperbaiki, hal itu dilakukan dengan membuat bangunan serupa di sebelah bangunan yang dikeramatkan tersebut.
Adanya perbaikan-perbaikan yang secara terus-menerus itu, membuat hampir seluruh bangunan yang ada di Pura Penataran Agung Ped terbentuk dengan plesteran-plesteran permanen dari semen dan kapur. Termasuk asagan yang lazimnya terbuat dari bambu yang bersifat darurat, tetapi dibuat permanen dengan plesteran semen. Paling tidak, hal itu telah memunculkan kesan kaku bagi pura yang diempon 18 desa pakraman tersebut. Pengemponnya mulai Desa Kutampi ke barat. Adanya sejumlah bangunan-bangunan pura yang dikeramatkan, berdampak pada lingkungan pura. Atmosfer keramat diyakini sudah tercipta sejak awal keberadaan pura tersebut.

Minggu, 21 Juli 2013

Objek Wisata Baru Di Gianyar, Bali"TAMAN NUSA"



BALI tak hanya dikenal keindahan pantai dan alamnya karena kini wisatawan bisa menikmati wisata alternatif. Mereka bisa beriwisata sembari  belajar sejarah peradaban Indonesia di Taman Nusa di Kabupaten Gianyar.

Objek wisata yang baru saja diluncurkan ini memiliki pemandangan menawan dikelilingi tebing dan hutan asri serta hamparan sawah terasering sepanjang jauh mata memandang. Begitu masuk di pintu Taman Nusa, suasana serasa kembali tempo dulu yang sangat kental dengan budaya dan peradaban masyarakat tradisional.

Lokasi wisata seluas 15 hektare di Jalan Taman Bali Banjar Blahpane Klod Desa Sidan ini menjual panorama khas alam tropis Indonesia. Di dalamnya ada wisata budaya, adat istiadat, rumah adat, museum, hingga karya cipta masyarakat Indonesia di masa kini atau pembangunan.

Menurut Presiden Director Taman Nusa, Santosa Senangsyah, objek wisata yang dibangunnya ini merupakan taman wisata budaya Indonesia sekaligus persembahan Bali untuk Indonesia dan masyarakat dunia.

“Taman Nusa ini bertujuan sebagai sarana wisata, pendidikan, dan pelestarian serta riset budaya Indonesia,“ kata Santosa di sela soft launching Taman Nusa di Gianyar, Bali, baru-baru ini.

Gagasan lahirnya objek wisata alternatif di Bali ini berawal dari keprihatinan akan kondisi saat ini di mana seni budaya Indonesia semakin terpinggirkan dan kurang diminati generasi muda. Karena itu, muncul gagasan lahirnya pusat pelestarian budaya bangsa.

Santosa menambahkan, pihaknya ingin mengangkat eksistensi budaya warisan nenek moyang kepada masyarakat Indonesia juga dunia luar. Sebagai tamam wisata budaya, sambung Santosa, muatannya tentu pendidikan. Di Taman Nusa ini, wisatawan diajak menelusuri panorama perjalanan waktu bangsa Indonesia dari dulu hingga masa pra sejarah, kerajaan Nusantara, kampung budaya, sampai Indonesia meraih kemerdekaan.

Sebagai contoh, di salah satu objek di taman ini ditampilkan replika Candi Borobudur sebagai karya monumental anak bangsa dan termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Juga tampak replika patung figur Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa dalam menyatukan seluruh kerajaan Nusantara.

Sumpah Palapa itu kemudian memberi inspirasi tokoh Proklamator RI Soekarno Hatta saat Indonesia meraih kemerdekaan. Semua cerita dan perjalanan sejarah coba direkam dan dihadirkan di tempat wisata yang dibatasi sebuah sungai besar atau berbatasan dengan Kabupaten Klungkung.

Pengunjung bisa lebih banyak dan lebih dekat melihat bagaimana bangunan rumah bersejarah dari seluruh provinsi di Indonesia, mulai Aceh sampai Papua. Ada pula sebuah jembatan menuju harapan Indonesia yang digambarkan dengan bangunan sapu lidi atau simbol pemersatu bangsa.

"Ada tiga musuem di dalamnya, berupa museum kain, wayang dan etnografi, serta ruang pameran," jelas Santosa.

Di dalam gedung berbentuk sapu lidi itulah, kata Santosa, pihaknya ingin  menyampaikan pesan dalam konsep wisata Taman Nusa tentang harapan Indonesia. Harapannya bisa menjadi bangsa yang berilmu atau pintar, berbudaya, dan terbuka, baik terhadap sesama bangsa sendiri maupun dengan bangsa lainnya di dunia.

Untuk bisa menikmati keindahan alam di sekitar Taman Nusa beserta panorama Indonesia, pengunjung dikenakan tarif Rp110 ribu untuk dewasa dan Rp75 ribu untuk anak-anak. Sementara, wisatawan asing tarifnya USD500 untuk dewasa dan anak-anak USD250.

Kamis, 18 Juli 2013

10 TANDA PASANGAN MEMANFAATKAN

Apakah pasangan Anda ikhlas mencintai Anda, atau dia sebenarnya sekadar memanfaatkan tubuh, uang, atau bahkan mesin cuci Anda?

Berikut ini cara mengetahuinya:

1. Dengarkan kata hati Anda


Ya, betul sekali, suara kecil di lubuk hati yang memberi Anda peringatan, itulah naluri alami Anda. Pikiran bawah sadar Anda mungkin memberi sinyal yang tidak terlalu menonjol — yang luput dari pikiran dan hati Anda yang terlalu dimabuk asmara.

2. Dia tidak memberikan banyak pengorbanan


Dia hanya memberi perhatiannya ketika suatu hal menguntungkan baginya (seperti ketika Anda pergi ke rumahnya atau bertemu dengan teman-temannya). Tapi dia tidak memberikan usaha lebih dalam hal inisiatif komunikasi.

3. Dia pelit mengeluarkan uang

Jika Anda merasa selalu merogoh saku untuk membayar makan malam, tiket bioskop, taksi... dan sebagainya, Anda sebaiknya mulai sadar bahwa dia memanfaatkan uang Anda.

4. Dia tidak membuat Anda merasa spesial


Apakah dia ingin Anda menganggapnya sebagai seorang yang istimewa, tetapi Anda tidak bisa ingat kapan terakhir kali dia melakukan sesuatu untuk membuat Anda merasa istimewa? Anda merasa seperti terus-menerus melakukan hal-hal kecil yang menyenangkan dirinya, memujinya, membohongi suara hati Anda demi membuatnya merasa istimewa, tapi dia tidak pernah membalasnya?

5. Dia bersikap berbeda ketika bersama teman-temannya
Cara seorang pria memperlakukan Anda ketika berada di sekitar teman-temannya dapat menjadi indikator penting bagaimana perasaan dia yang sebenarnya. Dia mungkin bersikap manis dan sayang ketika hanya berdua dengan Anda, tetapi jika kemudian tiba-tiba dia menjauhi, merendahkan, kasar, dan meremehkan ketika teman-temannya datang... Anda harus mulai mempertanyakan kepada teman-temannya tentang Anda dan bagaimana sebenarnya dia menganggap Anda. Apakah Anda hanya untuk dimanfaatkan? Ataukah dia sekadar mengucilkan Anda karena malu dengan hubungan yang Anda jalin?

6. Teman dan kenalan memperingatkan bahwa dia berbeda ketika tidak sedang bersama Anda

Jika Anda mendengar cerita yang berbeda dari orang lain tentang kepribadiannya, yang berbeda dari bagaimana dia bersikap ketika Anda bersamanya... jadi seperti apa sikap dia sebenarnya? Apakah dia hanya berpura-pura ketika sedang bersama Anda?

7. Dia memiliki motivasi tersembunyi

Dia berbicara tentang motif tersembunyi lain dengan Anda — contohnya seperti mencari peluang agar ayah Anda bisa memberikan dia pekerjaan, bahwa ia ingin untuk menempati rumah pantai Anda, bahwa ia akan senang jika Anda membawanya ke lebih banyak pesta agar  ia dapat bertemu dengan orang-orang penting.

8. Anda merasa seperti Anda bekerja untuknya

Dia terus meminta Anda untuk menjalankan tugas dan menitipkan sesuatu untuk dibeli ketika ingin bertemu. Hal ini membuat Anda merasa seperti pembantunya, bukan pacar.

9. Dia hanya datang ketika dia merasa lapar dan ketika butuh mesin cuci
Dia selalu membawa cucian dan memakan semua makanan Anda. Setelah semua kebutuhan itu terpenuhi, dia langsung pulang.

10. Anda baru dibutuhkan ketika dia dalam kondisi yang paling lemah


Dia hanya menghubungi Anda ketika sedang mabuk, bangkrut, atau mengalami hari yang buruk.

Jika ada banyak (atau bahkan hanya beberapa) kemiripan dari 10 tanda di atas, mungkin inilah saatnya bagi Anda untuk mulai berpikir ulang apakah dia benar-benar mencintai Anda, ataukah Anda sekadar dimanfaatkan.

Kamis, 11 Juli 2013

TIPS UNTUK MEMILIH PAKAIAN

Banyak penggila belanja yang tidak memperhatikan busana yang ingin mereka beli secara detail. Mereka biasanya langsung menggebu-gebu membelinya karena takut kehabisan. Apalagi saat barang tersebut sedang diskon dan jumlah produk terbatas.

Bagi Anda yang sedang siap berburu busana dalam waktu dekat ini, jangan langsung kepincut dengan harga yang ditawarkan. Ada beberapa hal yang tentunya harus Anda perhatikan. Apa sajakah itu? Simak di sini, seperti dikutip dari She Knows.

1. Perhatikan Pola
Saat Anda ingin membeli baju yang diinginkan, perhatikanlah pola dan guntingannya. Biasanya ada busana yang pola dan guntingannya tidak rapi meskipun harga yang ditawarkan tidak murah. Jika memang terlihat berantakan, maka itu menunjukkan bahwa produk tersebut berkualitas buruk. Untuk apa membeli busana dengan harga tinggi tapi kualitas tidak baik? Itu hanya merugikan Anda saja.

2. Jahitan
Memperhatikan jahitan baju juga merupakan hal yang penting. Letakkan busana yang ingin dibeli di atas meja display yang datar, apabila Anda melihat ada bagian yang menonjol di jahitan tersebut, maka itu menunjukkan jahitan baju kurang rapi. Anda juga perlu mencoba busana tersebut. Bukan hanya untuk mengetahui ukuran, tapi kerapian jahitannya. Jika terlihat berantakan, atau benangnya berkualitas rendah, maka akan terasa gatal dan tidak pas saat dipakai.

3. Lihat Kancingnya
Jika baju yang Anda pilih berupa kemeja, lihatlah bagian kancingnya. Biasanya banyak blouse yang ternyata jahitan kancingnya kurang kencang, sehingga cepat putus. Maka Anda perlu mengecek jahitan di belakang kancingnya. Pastikan cukup kuat dan tak mudah lepas.

4. Resleting
Selain kancing, resleting pada baju atau celana juga patut Anda perhatikan. Cobalah untuk membuka dan tutup resleting tersebut untuk mengetahui kualitasnya. Kualitas resleting yang rendah biasanya selalu macet jika dibuka dan ditutup.

Rabu, 10 Juli 2013

OGOH-OGOH

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, garuda, Widyadari, bahkan dewa. Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini, ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh. Contohnya Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Selasa, 09 Juli 2013

MARHABAN YA RAMADHAN

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS al-Baqarah: 183)
Marhaban ya Ramadhan, selamat datang bulan suci Ramadhan. Kata itu yang saat ini banyak diserukan umat Islam di seluruh dunia. Di masjid-masjid, mushala, televisi, koran-koran, radio hingga mailing list dan phone sellular pribadi, ungkapan selamat datang tampil dengan berbagai ekspresi yang variatif.
Marhaban ya Ramadhan sepatutnya bukan sekadar ucapan selamat datang yang terlontar dari mulut belaka. Sebab bulan yang penuh berkah ini sepatutnya disambut suka cita dan kebahagian hati yang diekspresikan , tetapi kebahagian hati yang diekspresikan dengan perubahan tindakan dan perilaku.           
Ibadah puasa di bulan suci ini yang diwajibkan untuk orang-orang beriman di seluruh dunia bukan sekadar ibadah. Ibadah puasa di bulan Ramadhan sangat berbeda dengan ibadah lain. Sebab, puasa adalah ibadah ‘rahasia’. Artinya, orang itu berpuasa atau tidak hanyalah orang berpuasa itu sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya.
Banyak nilai yang kita petik dalam ketika menjalankan ibadah puasa. Tidak sedikit literature dan referensi kajian tentang makna puasa yang mengatakan bahwa beragam nilai yang kita petik dari ibadah puasa di bulan Ramadhan seperti nilai sosial, kesehatan, spiritual hingga kepribadian.
Nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti pemulihan kesehatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya.
Ada lagi aspek spiritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Yang juga penting dalam menyambut bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai positif dan hikmah yang dikandungnya. Jadi, bukan hanya melulu mikir menu untuk berbuka puasa dan sahur saja. Namun, kita sangat perlu menyusun menu rohani dan ibadah kita.
Kalau direnungkan, menu buka dan sahur bahkan sering lebih istemawa (baca: mewah) dibanding dengan makanan keseharian kita. Tentunya, kita harus menyusun menu ibadah di bulan suci ini dengan kualitas yang lebih baik dan daripada hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan kegemilangan bulan kemenangan ini dengan lebih mumpuni.
Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan.
Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw.
Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberiakan ampunan. Ramadhan juga sebagai bulan kesabaran, maka kita harus melatih untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah ‘gigih dan ulet’ seperti yang dimaksud dalam (QS. Ali Imran/3: 146).
Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktivitas dan ibadah-ibadah dengan ikhlas, serta berniat "liwajhillah wa limardlatillah", karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan dunia dan akherat. Semoga kita bisa mengisi Ramadhan tidak hanya dengan kuantitas harinya, namun lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas puasa kita.